Bauksit ( bahasa
Inggris : bauxite ) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium
oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al(OH)3, boehmite
γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite
dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .
Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier
pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis .
Bauksit adalah bijih
logam aluminium (Al) dan merupakan suatu koloid oksida Al dan Si yang
mengandung air. Istilah bauksit dipergunakan untuk bijih yang mengandung oksida
aluminium monohidrat atau anhidrat. Biasanya berasosiasi dengan laterit,
warnanya tergantung dari oksida besi yang terkandung dalam batuan asal. Makin
basa batuan asal biasanya makin tingggi kandungan unsure besinya, sehingga
warna dari bijih bauksit akan bertambah merah. Dialam bauksit berupa mineral
Gipsit Ahmit atau Diaspor.
Bauksit terbentuk
dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit
kadar kuarsa bebas. Mineral silikat yang terubah akibat pelapukan,
mengakibatkan unsure silika terlepas dari ikatan Kristal dan sebagian unsure besi juga terlepas. Pada
proses ini terjadi penambahan air, sedangkan alumina, bersam dengan titanium
den ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi terkonsentrasi sebagai
endapan residu aluminium. Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain
nepelin syenit, dan sejenisnya dan berasal dari batuan beku, batuan
lempung/serpih. Batuan itu akan mengalami proses lateritisasi (proses
pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan).
Secara komersial baukist terjadi dalam 3 bentuk:
·
Pissolitic atau Oolitik disebut pua ‘kernel’ yang berukuran diameter
dari sentimeter sebagai amorfous tryhidrate
·
Sponge Ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dan
komposisi utama gigsite
·
Amorphous atau bijih lempung
Bauksit digunakan
untuk bijih yang mengandung oksida aluminium monohidrat atau trihidrat. Berupa
mineral gibsit, ochmit atau diaspor. Bauksit terjadi sebagai akibat adanya
pelapukan dan material yang mengandung alumina. Endapan yang besar terjadi di
daerah-daerah beriklim tropis dan subtropis basah. Bahan pembuatan aluminium
yang terdapat di Indonesia yaitu bauksit. Bijih bauksit perlu ditambang.
Aluminium yang berasal dari bauksit banyak digunakan untuk ampelas, bahan yang
tahan api, pembuat logam, dan industri kimia. Bauksit umumnya terjadi pada
permukaan atau dekat permukaan dan merupakan letakan- letakan mendatar, maka
cara penyelidikan yang tepat dan praktis yaitu dengan membuat sumuran. Bor
tangan dapat digunakan untuk endapan yang dalam. Adapun cara penambangan bijih
bauksit yang dilakukan di Pulau Bintan adalah dengan cara penambangan terbuka.
Lapisan penutup dibuldozer. Setelah terbuka, maka bijihnya dikeruk. Bijih yang
dihasilkan ini kemudian diangkat ke tempat pencucian. Endapan bauksit di
Indonesia terdapat di Riau (Pulau Bintan), Sumatra Selatan (Pulau Bangka dan
Pulau Binton), dan Kalimantan Barat (Singkawang).
5.1.1
Proses Terjadinya Batu Bauksit
Bauksit terbentuk
dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline,
syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic,
shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan- batuan tersebut mengalami
pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral
alkali, sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan
terakumulasikan.
Bauksit terbentuk
dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan
tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO¬2) bebas atau tidak mengandung sama
sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang
berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan
bauksit berkisar antara 1 – 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 –
2,6. . Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di
kedalaman tertentu.
Di daerah tropis, pada
kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan
terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida
besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu
yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan
lateritik. Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan
syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah
intensitas dan lamanya proses laterisasi.
Kondisi – kondisi
utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ;
1.
Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya
Alumunium.
2.
Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan.
3.
Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan
mudah.
4.
Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering).
5.
Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan.
6.
Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan
terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum.
7.
Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
5.1.2
Klasifikasi Bauksit
Berdasarkan genesanya, bijih
bauksit terbagi atas 5 yaitu, bauksit pada batuan klastik kasar, bauksit pada
terrarosa, bauksit pada batuan karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik
dan bauksit pada batuan fosfat. Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit
terbadi atas 4 yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial,
deposit bauksit alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat
kasar.
5.1.3
Manfaat
Bauksit
Bijih bauksit jika diproses
dengan benar, maka akan menghasilkan alumina. Dari alumina inilah logam
aluminium dibuat. Alumina yang dielektrolisa dalam bejana cryolit cair, akan
menghasilkan logam aluminium. Sebagai bahan
industry keramik, logam dan metalurgi.
5.1.4
Syarat
Terbentuknya Bauksit
Ada beberapa syarat terbentuknya BatuBauksit, yaitu :
1. Iklim humid tropis dan subtropics
2. Batuan sumber mengandung alumina tinggi
3. Reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah
silikat
4. Infiltrasi air meteoric prmukaan secara lambat
5. kondisi bawah permukaan (larutan bawah permukaan) yang
mampu melarutkan unsure batuan yang dilaluinya
6. Sublitas tektinik yang berlangsung lama
7. Preservation
5.1.5
Metode
Eksplotasi Bauksit
Tahapan eksplorasi bauksit
meliputi pengukuran dan pemetaan, pembuata sumur uji, pengambilan conto laterit
bauksit, perhitungan cadangan, ketebalan tanah penutup (OB) swell factor dan
factor konkresi.
5.1.6
Metode
Penambangan
Tambang bauksit berupa surface
mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda,
sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran (blending)
merupakan salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
5.1.7
Sistem
Penambangan
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara
umum adalah :
1. Pembersihan local (land clearing) dari tumbuh –
tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit.
2. Pengupasan lapisan penutup (stripping OB) yang umumnya
memiliki ketebalan 0.2 meter. Untuk pengupasan lapisan digunkan bulldozer.
0 komentar:
Post a Comment