Friday 2 December 2016

Batuan Sedimen

BATUAN SEDIMEN KLASTIK

1. BREKSI
Jenis Batuan         : Sedimen
Nama Batuan       : Breksi
Warna Batuan      : Hijau kekuningan
Struktur                : Klastik
Tekstur                 : Non Stratified
Komposisi            :  sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain
Proses pembentukan :
Tipe I. Intrusion-Related Breccia (breksi yg terbentuk oleh aktifitas intrusi magma) 
Tipe II. Strike-Slip Fault-Related Breccia (Breksi yg terbentuk oleh sesar 'relatif' mendatar)
Tipe III. Dissolution-Collapse Breccia (Breksi yg terbentuk karena runtuhan didalam rongga-gua (cavern) dan ini umum terjadi pada batuan karbonat karna adanya proses pelarutan pada batuan karbonat. Disamping batuan karbonat batuan evaporasi juga bisa larut dan membentuk breksi (dalam skala besar).
Breksi merupakan batuan sedimen yang menyerupai konglomerat, seperti halnya konglomerat, breksi juga termasuk dalam kelompok batuan sedimen klastik. Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT
Jenis Batuan : Sedimen
Nama Batuan : Konglomerat
Warna Batuan : Coklat kehitaman
Struktur             : Klastik
Tekstur             : Non Stratified (Greeded Bedding)
Komposisi       :  sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain
Proses terbentuknya : Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Konglomerat merupakan batuan Sedimen dimana Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Konglomerat merupakan batuan sedimen bertekstur klastik karena memiliki fragmen dan matrix, sedankan strukturnya yaitu non stratified yaitu tidak berlapis, sesuai dengan gambar di atas, struktur khususnya yaitu greeded bedding.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.

3. SANDSTONE
Jenis Batuan : Sedimen
Nama Batuan : Batu Pasir (Sandstone)
Warna Batuan : krem
Tekstur             : Klastik
Struktur            : Non Stratified
Komposisi      : Butir kuarsa
Proses terbentuknya : Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat.

Batupasir adalah suatu batuan sedimen bertekstur clastic yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.

Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.”




4.  BATU LEMPUNG
 Jenis Batuan : Sedimen
Nama batuan : batu Lempung
Warna Batuan: ungu, hijau,merah,dan cokelat
Tekstur            : Klastik
Struktur            : stratified (Berlapis)
Proses Terjadinya          : Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.

Batu lempung adalah batuan sediment klastik yang terbentuk dari hasil pengompakan lempung dan lanau, ukuran butirnya halus sehingga batuannya terlihat homogen. Batulempung adalah halus dan umumnya terasa lembut, tetapi beberapa pasir halus atau lanau kasar mungkin membuat terasa griity.
Batulempung umumnya dijumpai pelapisan sedimen. Batuan yang komposisinya sama tetapi mempunyai ketebalan dan lapisan yang berbentuk blok dapat disebut batulumpur, warna dari batulempung dan batulumpur antara ungu, hijau,merah,dan cokelat.

 5. SHALE
Jenis Batuan : Sedimen
Nama batuan: Shale (Serpih)
Warna batuan: Coklat kehitaman
Tekstur            : Klastik
Struktur           : Non Stratified (paralel lamination)
Komposisi     :  lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi
Proses Terbentuk         :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.

Shale adalah batuan sedimen yang bertekstur klastik dimana teksturnya ini halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Struktu batuan ini adalah non stratified namun struktur khususnya yaitu lebih banyak paralel lamination meskipun ada juga sumber yang mengatakan bahwa batu ini berstruktur mud cracks.  Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

 BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
1. LIMESTONE (Batu Gamping)
Jenis Batuan : Sedimen
Nama Batuan: Batu Gamping
Warna Batuan:
Tekstur            : Non Klastik
Struktur            : non stratified
Komposisi     : Koral

Jenis Batuan : Sedimen
nama Batuan : Batu Gamping
Warna Batuan:  putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam
Tekstur             : non Klastik
Struktur             : Non Stratified
Komposisi       : Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium
proses terbentuknya : endapan dari  koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping ini sering juga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral dan terangkat ke atas laut. Cikal bakal marmer.

merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik
Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.
Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3


2.  COAL
Jenis batuan : Sedimen
Nama batuan: Coal atau batu bara
Warna Batuan: Hitam
Tekstur            :  amorf, berlapis, dan tebal
Struktur           : non Stratified
Komposisi     :  kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun
Proses terbentuknya : Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.


3. BATU GIPSUM
Warna : Putih keabuan
Struktur : Oolitik
Tekstur : Amorf
Komposisi : Gipsum
Kegunaan : Bahan bangunan
Proses terbentuknya : Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.

Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya (Berry, 1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batugamping.

4.  HALIT

Warna : Putih mengkilap

Struktur : Cone incone
Tekstur : Kristalin
Komposisi : Garam
Kegunaan : Bahan baku dapur
Perusahaan yang menambang

Proses terbentuknya : terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama.


 5. DOLOMIT

Struktur : Kristal rhombohedral
Warna : Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan
Tekstur : kristalin
Komposisi : komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau managdolomit dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.
Proses terbentuknya : pembentukannya terjadi di bawah tanah melalui proses alterasi dari kalsit yang ada di batu gamping. Perubahan kimiawi ini ditandai dengan pengurangan volume dan terjadinya proses rekristalisasi yang keduanya menghasilkan ruangan terbuka atau porositas di dalam perlapisan batuan. Porositas menciptakan jalan bagi minyak bumi untuk mengalir dan menjadi tempat bagi reservoir minyak bumi.Secara alamiah proses alterasi dari limestone dinamakan dolomitisasi dan proses kebalikan dari alterasi tersebut dinamakan dedolomitisasi.Pada dasarnya keterjadian dolomit dengan rumus  kimianya CaMg(CO3)2 disebabkan proses leaching atau peresapan unsure magnesium dari air laut ke dalam batu gamping. Proses berubahnya mineral mejadi dolomit disebut dolomitisasi. Dan ada juga dolomit yang di endapkan dengan tersendiri sbagai evaporit. Dan secara jenis batuan dolomite merupakan batuan sedimen.

Dolomit, salah satu variasi batu gamping, merupakan bahan baku penting yang digunakan industry gelas dan kaca lembaran, industry keramik dan porselin, industry refraktori, pupuk, dan pertanian. Dalam industry hilir pemakai, dolomite dapat digunakan, baik secara langsung dalam bentuk dikalsinasi terlebih dahulu, maupun dalam bentuk kimia dolomite.
READ MORE

0 komentar:

Post a Comment