Monday 28 November 2016

BatuBauksit

Bauksit ( bahasa Inggris : bauxite ) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al(OH)3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 . Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis .
Bauksit adalah bijih logam aluminium (Al) dan merupakan suatu koloid oksida Al dan Si yang mengandung air. Istilah bauksit dipergunakan untuk bijih yang mengandung oksida aluminium monohidrat atau anhidrat. Biasanya berasosiasi dengan laterit, warnanya tergantung dari oksida besi yang terkandung dalam batuan asal. Makin basa batuan asal biasanya makin tingggi kandungan unsure besinya, sehingga warna dari bijih bauksit akan bertambah merah. Dialam bauksit berupa mineral Gipsit Ahmit atau Diaspor.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Mineral silikat yang terubah akibat pelapukan, mengakibatkan unsure silika terlepas dari ikatan Kristal  dan sebagian unsure besi juga terlepas. Pada proses ini terjadi penambahan air, sedangkan alumina, bersam dengan titanium den ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi terkonsentrasi sebagai endapan residu aluminium. Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain nepelin syenit, dan sejenisnya dan berasal dari batuan beku, batuan lempung/serpih. Batuan itu akan mengalami proses lateritisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan). Secara komersial baukist terjadi dalam 3 bentuk:
·         Pissolitic atau Oolitik disebut pua ‘kernel’ yang berukuran diameter dari sentimeter sebagai amorfous tryhidrate
·         Sponge Ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dan komposisi utama gigsite
·         Amorphous atau bijih lempung
Bauksit digunakan untuk bijih yang mengandung oksida aluminium monohidrat atau trihidrat. Berupa mineral gibsit, ochmit atau diaspor. Bauksit terjadi sebagai akibat adanya pelapukan dan material yang mengandung alumina. Endapan yang besar terjadi di daerah-daerah beriklim tropis dan subtropis basah. Bahan pembuatan aluminium yang terdapat di Indonesia yaitu bauksit. Bijih bauksit perlu ditambang. Aluminium yang berasal dari bauksit banyak digunakan untuk ampelas, bahan yang tahan api, pembuat logam, dan industri kimia. Bauksit umumnya terjadi pada permukaan atau dekat permukaan dan merupakan letakan- letakan mendatar, maka cara penyelidikan yang tepat dan praktis yaitu dengan membuat sumuran. Bor tangan dapat digunakan untuk endapan yang dalam. Adapun cara penambangan bijih bauksit yang dilakukan di Pulau Bintan adalah dengan cara penambangan terbuka. Lapisan penutup dibuldozer. Setelah terbuka, maka bijihnya dikeruk. Bijih yang dihasilkan ini kemudian diangkat ke tempat pencucian. Endapan bauksit di Indonesia terdapat di Riau (Pulau Bintan), Sumatra Selatan (Pulau Bangka dan Pulau Binton), dan Kalimantan Barat (Singkawang).
5.1.1     Proses Terjadinya Batu Bauksit
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan- batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali, sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO¬2) bebas atau tidak mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan bauksit berkisar antara 1 – 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 – 2,6. . Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik. Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.
Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ;
1.    Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya Alumunium.
2.    Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan.
3.    Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah.
4.    Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering).
5.    Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan.
6.    Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum.
7.    Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

5.1.2     Klasifikasi Bauksit
Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5 yaitu, bauksit pada batuan klastik kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada batuan karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik dan bauksit pada batuan fosfat. Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit terbadi atas 4 yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial, deposit bauksit alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar.
5.1.3     Manfaat Bauksit
Bijih bauksit jika diproses dengan benar, maka akan menghasilkan alumina. Dari alumina inilah logam aluminium dibuat. Alumina yang dielektrolisa dalam bejana cryolit cair, akan menghasilkan logam aluminium. Sebagai  bahan industry keramik, logam dan metalurgi.
5.1.4     Syarat Terbentuknya Bauksit
Ada beberapa syarat terbentuknya BatuBauksit, yaitu :
1.    Iklim humid tropis dan subtropics
2.    Batuan sumber mengandung alumina tinggi
3.    Reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat
4.    Infiltrasi air meteoric prmukaan secara lambat
5.    kondisi bawah permukaan (larutan bawah permukaan) yang mampu melarutkan unsure batuan yang dilaluinya
6.    Sublitas tektinik yang berlangsung lama
7.    Preservation

5.1.5     Metode Eksplotasi Bauksit
Tahapan eksplorasi bauksit meliputi pengukuran dan pemetaan, pembuata sumur uji, pengambilan conto laterit bauksit, perhitungan cadangan, ketebalan tanah penutup (OB) swell factor dan factor konkresi.
5.1.6     Metode Penambangan
Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran (blending) merupakan salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
5.1.7     Sistem Penambangan
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah :
1.    Pembersihan local (land clearing) dari tumbuh – tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit.
2.    Pengupasan lapisan penutup (stripping OB) yang umumnya memiliki ketebalan 0.2 meter. Untuk pengupasan lapisan digunkan bulldozer.

3.    Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih digunakan dump truck.





READ MORE

0 komentar:

Post a Comment